Menjawab Keraguan Ta’aruf (The FAQs*) -2-

4. Saya ingin berproses dengan seseorang melalui ta’aruf. Bagaimana caranya?
Saat seseorang ingin menjalani proses ta’aruf, ia dapat menyampaikan permintaan ta’aruf pada calon yang bersangkutan. Tidak perlu melakukan basa-basi komunikasi intens seperti PDKT pada gebetan. Orang yang menjaga batas pergaulan Islami tentu lebih menghargai jika ada yang mendekati melalui proses ta’aruf yang santun.

Permintaan proses ta’aruf dapat disampaikan secara langsung kepada orang yang dituju maupun melalui perantara. Penyampaian secara lisan didampingi oleh orang ketiga agar tidak berduaan. Selain itu dapat pula melalui media komunikasi seperti email, SMS, messenger, dll. Awal proses perkenalan juga dimungkinkan melalui perantara diantaranya: guru mengaji/ ustadz/ ustadzah, semacam ‘biro jodoh’ di kelompok pengajian tertentu (misalnya Tarbiyah), relasi orang tua (anak dari teman orang tua), teman dekat/ saudara, dll. Masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangan bergantung pada situasi personal.

5. Bagaimana proses ta’aruf berlangsung?
Proses ta’aruf dapat berlangsung melalui biodata, pertemuan, dan menggali informasi dari orang lain. Secara umum biodata digunakan sebagai informasi awal mengenai calon pasangan. Biodata memudahkan kedua pihak mengenal diri masing-masing calon dalam ruang terbatas. Proses penolakan melalui biodata juga terasa lebih halus karena komunikasi dilakukan bersekat media tulis.

Perlu diingat bahwa penggunaan biodata dalam ta’aruf tidak diharuskan. Dalam beberapa pengalaman, ta’aruf dimulai dengan pertemuan antara kedua calon yang diadakan oleh perantara tanpa melalui biodata. Namun informasi dalam pertemuan tanpa biodata cenderung kurang tergali karena masing-masing pihak belum memiliki gambaran yang cukup.

Proses ta’aruf melalui biodata biasanya diawali dari pemberian biodata pihak laki-laki pada perempuan, meskipun tidak menutup kemungkinan terjadi sebaliknya. Kemudian perempuan mempertimbangkan biodata melalui sholat istikhoroh dengan tujuan memohon petunjuk Allah SWT dalam setiap keputusan. Jika perempuan merasa yakin, proses dapat berlanjut dengan pengiriman biodata ke laki-laki. Setelah keduanya yakin dalam proses istikhoroh, pertemuan dapat dilangsungkan disertai mediator dari teman atau keluarga yang dipercaya.

Pertemuan ta’aruf memungkinkan proses saling mengenal lebih jauh, membicarakan hal-hal yang tidak bisa disampaikan melalui tulisan. Pertemuan dapat berlangsung selama beberapa kali dengan pertimbangan kebutuhan informasi. Sholat istikhoroh dianjurkan terus dilakukan dalam rentang proses pertemuan. Selama proses pertemuan kedua pihak dapat memberikan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan proses ta’aruf. Selanjutnya khitbah atau lamaran dihelat saat kedua pihak merasa telah mendapatkan keyakinan hati untuk melangsungkan pernikahan.

Informasi mengenai calon tidak hanya didapat dari sudut pandang diri, tapi juga orang yang mengenalnya. Selain biodata dan pertemuan, sumber informasi lain dalam proses ta’aruf diperoleh dari pandangan orang lain. Informasi dari orang lain yang mengenal calon pasangan dalam ta’aruf turut menjadi pertimbangan penting. Informasi diutamakan diperoleh dari keluarga, sahabat, orang yang pernah bekerja bersama, tinggal bersama atau melakukan perjalanan bersama sehingga memahami baik buruk kesehariannya.

Bagan sederhana ta’aruf dapat dilihat sebagai berikut:

image

Bagan Ta'aruf

Demikian penjelasan minimalis tentang ta’aruf. Jika masih penasaran atau ingin berbagi pengalaman ta’aruf please feel free to comment. 😉

Sincerely,
Fariza Yuniar

*) Frequently Asked Questions

Previous Post: Menjawab Keraguan Ta’aruf (The FAQs*) -1-

One comment on “Menjawab Keraguan Ta’aruf (The FAQs*) -2-

  1. Pingback: Menjawab Keraguan Ta’aruf (The FAQs*) -1- | cinta | makna | cahaya

Leave a comment